PEMBENTUKAN POS PEMBERDAYAAN KELUARGA (POSDAYA) MANUNGGAL
DI PEDUKUHAN SEPARANG, PAGERHARJO, SAMIGALUH, KULONPROGO
LATAR BELAKANG
Desa Pagerharjo merupakan desa yang berpotensi, pernah ada komoditas terbesar dari Pagerharjo adalah vanili dengan hasil yang sangat baik, sehingga hasil pertanian vanili dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat desa, seperti pembangunan rumah-rumah warga yang semakin membaik. Namun sekitar tahun 1960an pertanian vanili mengalami penurunan karena terkena virus dan mengakibatkan menurunnya komoditas vanili. Karena hal tersebut, lama kelamaan pertanian vanili mulai ditinggalkan oleh masyarakat Pagerharjo. Setelah itu masyarakat Pagerharjo beralih ke pertanian cengkeh dan potensi pertanian disana adalah perkebunan teh. Munculnya pertanian cengkeh karena pada saat itu beberapa orang menanam cengkeh dan ketika hasil cengkeh memberikan hasil dan pendapatan yang besar bagi masyarakat, maka warga yang lain ikut menanam cengkeh.
Beberapa potensi khususnya antara lain adalah keberadaan lahan perladangan dan tanah tegalan yang masih menghampar luas serta bahan baku makanan ternak yang cukup banyak untuk penanaman makanan ternak.
Sehubungan dengan keunggulan dan potansi tersebut, Universitas Atma Jaya Yogyakarta berkeinginan untuk meningkatkan taraf hidup dengan mencari bidang atau sumber penghasilan alternatif sehingga taraf hidup dan pendapatan masyarakat setempat dapat meningkat melalui kegiatan tesebut berupa pemeliharaan kambing.
Perawatan kambing tidak memerlukan perawatan yang neko- neko, usaha ini sudah banyak digeluti oleh petani bahkan sudah ada puluhan tahun namun belum ada yang menjadikan usaha ini sebagai penghasilan pokok, jadi petani dalam pengelolaannya masih menggunakan sistem tradisionil, inipun bagi mereka sudah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Supaya dapat memberikan hasil yang maksimal dan bisa menjadi investasi di masa depan maka tata cara tradisional yang selama ini mereka terapkan harus diubah ke arah yang lebih professional lagi, upaya pengembangan tersebut harus dilakukan melalui pendekatan kemitraan dengan lembaga kemasyarakatan yang memiliki kemampuan di bidang pemeliharaan kambing dan lembaga pendidikan dapat memberikan pendampingan.
Ternak kambing sudah lama diusahakan oleh petani atau masyarakat sebagai usaha sampingan atau tabungan karena pemeliharaan dan pemasaran hasil produksi (baik daging, kotoran maupun kulitnya) relatif mudah. Meskipun secara tradisional telah memberikan hasil yang lumayan, jika pemeliharaannya ditingkatkan (menjadi semi intensif atau intensif) demikian juga sudah dikembangkan hasil lainnya berupa Susu Kambing maka akan dapat meningkatkan penghasilan masyarakat. Ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam usaha ternak kambing, yaitu: bibit, makanan, dan tata laksana.
VISI DAN MISI
Visi
Menciptakan peternak yang professional dan unggul
Misi
Meningkatkan peningkatan ekonomi kerakyatan dan taraf hidup serta belajar mandiri untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk mencapai kemakmuran melalui pemberdayaan keluarga.
MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Dalam Rangka untuk meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat dengan membentuk Posdaya di Dukuh Separang, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, kabupaten Kulonprogo, Daerah istimewa Yogyakarta.
Tujuan
1) Sebagai usaha tambahan yang dikelola secara kelompok dengan sungguh-sungguh dan diharapkan mampu menambah penghasilan petani.
2) Mendampingi petani belajar mandiri untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan.
3) Melestarikan jiwa gotongroyong, peduli sesama, kerja keras, mempererat persaudaraan dan ulet dalam kelompok sesuai dengan karakter budaya masyarakat Istimewa Yogyakarta.
4) Mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran serta urbanisasi.
5) Menambah Ilmu Pengatahuan, kemandirian serta meningkatkan penghasilan para petani.
SASARAN YANG INGIN DI CAPAI
Berdasarkan sasaran di atas maka usaha pemeliharaan kambing harus dikelola secara Profesional.
Masih terdapatnya lahan atau pekarangan yang dimiliki oleh masyarakat yang belum dimanfaatkan secara maksimal, dapat ditanami pakan untuk ternak kambing.
Para petani dibentuk kelompok dan didampingi tata cara beternak kambing perah agar diperoleh hasil yang maksimal dan pemanfaatan hasil dari kambimg perah yang ada menjadi produk-produk unggulan lainnya.
Program ini juga dapat meningkatkan gizi masyarakat dengan tersedianya sumber protein hewani sehingga kebutuhan akan protein hewani dapat tercukupi agar dapat menciptakan sumberdaya manusia yang sehat dan berkwalitas.
Pemeliharaan kambing dilakukan di kandang-kandang dengan kapasitas dan aturan yang seimbang yang berbentuk panggung, sehingga kambing tidak pernah keluar kandang. Kandang dibuat sesehat mungkin agar kambing dapat sehat dan menghasilkan susu yang banyak dan baik.
BENTUK KEGIATAN
1. Jenis Kambing
Pemilihan kambing harus disesuaikan dengan tujuan dari usaha, apakah untuk pedaging, atau perah (misalnya: kambing kacang untuk produksi daging, kambing untuk produksi susu, dll). Secara umum ciri bibit yang baik adalah yang berbadan sehat, tidak cacat, bulu bersih dan mengkilat, daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan.
2. Makanan
Jenis dan cara pemberiannya disesuaikan dengan umur dan kondisi ternak. Pakan yang diberikan harus cukup protein, karbohidrat, vitamin dan mineral, mudah dicerna, tidak beracun dan disukai ternak, murah dan mudah diperoleh. Pada dasarnya ada dua macam makanan, yaitu hijauan (berbagai jenis rumput) dan makan tambahan (berasal dari kacang-kacangan, tepung ikan, bungkil kelapa, vitamin dan mineral).
Cara pemberiannya :
3. Kandang
Harus segar dengan ventilasi yang baik, mendapat cahaya matahari yang cukup, harus bersih, dan letaknya minimal berjarak 5 meter dari rumah. Penempatan kandang diletakkan di tanah milik warga sebagai anggota kelompok. Kandang dibuatkan sesuai dnegan ukuran normal dan dibuat sehemat mungkin dengan memanfaatkan bahan yang ada di lokasi. Atap yang digunakan direncanakan dengan menggunakan besi kanal C dengan pertimbangan biayanya lebih murah. Lantai kandang dipakai jenis kayu yang awet karena akan terkena kotoran kambing. Lantai bawah kandang dibuat dari semen yang dibuat dengan kemiringan tertentu agar air kencing kambing dapat mengalir dan ditampung pada suatu tempat untuk dimanfaatkan menjadi produk tersendiri. Demikian juga untuk memudahkan pembersihan kotoran kambing agar mudah dilakukan sehingga kebersihannya terjamin. Hendaknya ditekankan pada pencegahan penyakit melalui sanitasi kandang yang baik, makanan yang cukup bergizi dan vaksinasi.